William
Van Desch, seorang kepala penjara yang kejam jika sudah menyiksa para tahananan
yang tidak mengikuti peraturan dalam penjara yang ia kepalai.
Suatu
hari, penjara kedatangan tahanan barum yang bernama Agoes Soemantriono, ia ditahan karena perbuatannya yang telah membunuh anggota tentaranya dengan sebuah
cangkul. William tertawa dengan kedatangan Agoes.
“Jadi, ini, yang telah membunuh tentaraku dengan sebuah cangkul, hah?!” Tinjuan telak di sarangkan ke perut Agoes yang kedua tangannya di pegang erat oleh tentara belanda yang membawanya.
“Bawa dia ke tempat pengasingan!” Tegas William dengan nada tinggi.
Dibawanya
Agoes ke tempat pengasingan, kedua tangannya diikat oleh sebuah tali
tambang yang tergantung ditengah ruangan sempit itu, tangan Agoes diikat ke
atas, sementara kakinya menjuntai kebawah, tidak terlalu tinggi, namun membuat
Agoes sedikit berjinjit. William datang ke ruang pengasingan itu dan
menginterogasi Agoes.
“Kamu mau jadi jagoan, hah?” Tinjuan mendarat di wajah Agoes, hingga hidung dan mulutnya mengeluarkan darah.
“Siapa namamu?!”
Agoes
tak menjawab.
“Siapa namamu!” dengan nada yang semakin tinggi sembari melayangkan tinjuan di perut Agoes.
“SAYA AGOES” dengan nada tinggi seraya meludah ke wajah William, hingga wajah William di penuhi ludah yang berdarah.
“Berengsek!” William membuka ikat pinggang kulitnya, dan mencambuk Agoes beberapa kali hingga tubuhnya kembali berlumuran darah. Setelah pingsan, William memerintahkan anak buahnya untuk membawa Agoes ke dalam sel tahanannya.
William
pergi menuju ruangannya, memasuki kamar mandi untuk membersihkan wajahnya yang
berlumur ludah dan darah.
“Berengsek anak itu” sembari mengelap wajahnya dengan kain basah.
William
dikenal sebagai kepala penjara yang kejam jika ia sudah marah besar, kepada
tahanan, maupun tentara yang ada dalam penjara itu jika melenceng dari
perintahnya.
Masa
kecil William memang keras, karena dia hidup hanya dengan seorang Ayah, dan
ibunya telah meninggal ketika berhasil melahirkan William. Sang Ayah yang seorang Tentara, lantas ia mendidik William dengan sangat keras, dan
tak jarang William kecil sering disiksa oleh ayahnya ketika membuat kesalahan.
Inilah yang membuat William besar menjadi sangat kejam jika sudah marah, masa
kecilnya yang melatarbelakangi kekejaman William saat ini.
Saat
kaburnya Agoes dan tahanan lain, William pun mengadakan sayembara,
“jika ada yang berhasil menangkap Agoes, akan di berikan 1000 Gulden, Hidup atau Mati”
Karena
saat itu, Agoes dinilai sangat berbahaya karena pemberontakannya terhadap Belanda
yang sangat mengancam kolonialisme pada zaman itu..
Tapi bayanganku william van desc cakep ya kayak berambut piranf dan semacam bermata niru gitu,,,abaikan
BalasHapuswkwk. tapi dalem imaji saya, William itu, tinggi besar, gagah, rambutnya coklat dipotong rapih, tapi tetap, kejam.
Hapussulit bagiku mengabaikan mata biru dan rambutnya yang pirang itu...#cuekin
Hapusmang William orangnya bisa dibilang ganteng-ganteng kejam ya kang :D
BalasHapusTepat! tapi bukan gantenggantengsrigala haha
Hapusdi Bandung jaman kumpeni tea tersebar kabar seorang neng geulis keturunan sunda namun bermata biru, berambut blonde .... slmt membayangkan betapa geulisnyaaa :)
BalasHapusbisa dimasukin ke cerita nih karakter perempuannya :D
Hapusmasih lanjut ni gan? apa mau di bantu nerusin ;)
BalasHapusbantu cariin cewe aja nur. hahaha
Hapusmasi panjang ceritanya ya, van desc kira-kira berkumis nga,hahaha
BalasHapusmasih..
BalasHapusmari ber imaji, tapi di imajinasi gue mah engga. haha
Ngancemnya pakek duit.. Ih, dasar Belanda! -_-
BalasHapusternyata KKN udah ada di jaman dulu ya, wkwk
Hapus