Rasa dan Nyata
Rasa apa yang kau tanam, hingga aku merasa kuat menolak nyata, padahal, nyata yang tersedia untuk ku terpampang jelas agar tak lagi mengharap rindu darimu. Terlalu lelah aku menolak nyata, hingga rindu leluasa datang saat ku coba terima nyata yang ada. Bukan aku ingin seperti ini, menerima datangnya rindu, sendirian.
Apa kau pernah, menerima datangnya rindu sendirian, seperti hal yang sama denganku saat ini ?
Kuharap tidak, kau wanita, pernah jua ku cinta, aku tak ingin melihatmu berurai air mata ketika tak kuasa menahan rindu yang datang, sendirian.
Walau kau memberiku sakit yang amat, tapi aku lelaki, yang tak bisa mengucap sumpah serapah saat kau buatkan ku sakit.
Yang ada, aku terus coba terima nyata yang kau beri dengan anganku yang jauh tertinggal. Mungkin nanti, kau dapat merasa, mana lelaki yang benar mencintamu dengan sangat, dan merindumu tanpa paksa.