BREAKING NEWS
Loading...

Surat untuk dua orang terkasih.



Apa aku berlebihan jika menyebutmu sebagai malaikat pelindung ? kurasa tidak.
Untukku, kau rela berikan apapun, bahkan menaruhkan nyawa.

Melihat ke belakang, kau seorang yang tangguh, menopang beban berat dalam perutmu yang semakin hari semakin membesar, yang mungkim membuatmu cepat lelah untuk melangkah. Ternyata tidak, kau masih tetap melangkah, tanpa lelah, menjalani apa yang harus kau jalani setiap hari dengan berat diperutmu.

Hingga akhirnya tiba, kau menahan sakit yang amat sangat. Dengan lelaki yang kau cinta, kau pergi menuju ruangan berluas cukup, dengan beralas kasur, kau merebah, menunggu sang ahli datang. Tanganmu menggenggam kuat tangan lelaki itu, karena sakit yang kau rasa semakin menghebat. Deru nafasmu berat, menahan segala sakit yang ada. Antara hidup dan mati, kau terus berjuang. Hingga akhirnya, tangis seorang aku, terdengar. Sakit yang kau rasa berubah jadi tangis bahagia. Lelaki disebelahmu pun begitu, sama bahagia.

Lelaki itu, semenjak aku hadir, ia semakin bersemangat membanting tulangnya, untukku, untuk tumbuh menjadi besar. Karena semangatnya, lantas ia mengidap sesuatu, dan hanya ia yang tahu, sampai pada akhirnya ia lelah untuk menahan itu sendirian, akhirnya aku tau bahwa benar ada sesuatu. Namun, ia tak mempedulikan kondisinya untuk terus menguras keringatnya.

Waktu berlalu, seiringnya aku tumbuh besar, dan tanpanya berdua, aku takan sebesar ini. Seiring waktu, aku tumbuh, lalu, tak jarang aku membantah, atau nadaku yang meninggi karena nasihatmu yang, ah, sebenarnya itu baik untuk hidupku kedepan. Aku seperti tak tau diri, atau tak tau dari mana asalku, yang sebenarnya aku tau dari mana asalku.

film pendek tentang ibu, kali aja kamu makin merenung

film pendek tentang ayah.

Hidup tak selamanya menjadi kecil seperti pertama baru lahir, semakin hari, semakin besar, dan semakin berkurang pula umur di Bumi, ada kala dimana aku, ibuku, atau ayahku harus selesai mengukir cerita di Bumi.
Karena itu, aku takut kematian. Padahal, hal itu yakin terjadi terjadi, bukan tanpa alasan aku takut itu.
Aku hanya takut karena, ketika aku belum mampu membuat mereka bahagia, urusanku dengan Bumi sudah selesai.

Jika kau bilang pernah bilang, tak ada wanita yang mencintai dengan setulus hati, lalu ibumu bagaimana ?
Jika kau pernah bilang juga, tak ada lelaki yang mencintai setulus hati, lalu ayahmu bagaimana ?

Tak ada Ayah dan Ibu yang sempurna, namun cinta mereka yang paling sempurna diantara cinta yang lain.

20 komentar: Leave Your Comments

  1. Setuju dengan kalimat di akhir tulisan dan sebagai seorang anak, kita harus tetap menghormati, menyayangi serta tak lupa untuk menyebut nama mereka setiap kali berdoa. Bahkan wajib disematkan di depan khususnya buat ibu, seperti halnya yang sering di ingatkan oleh Rasulullah SAW.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, setuju juga, ibu yang utama dan yang harus di utamakan. \m/

      Hapus
  2. Yoi. Film pendeknya ngena banget. Err walaupun nggak bikin gue sampe nangis. Hehe

    Bener tuh kata bang timur :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau yang sampe nangis ji ? buka bongacam. hahaha

      iya gue juga setuju sama dia \m/

      Hapus
  3. Belom liat videonya. Biasa, alasan klasik, fakir kuota :))

    Ngomongin ibu, jadi inget ibu kita Kartini :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. ngahaha, klasik.

      gue jadi inget ibu sud, go :((

      Hapus
  4. Kuakuin kau jempol deh nulis yang syahdu2 giniw

    BalasHapus
  5. Ibu, Ibu, Ibu, Bapak :)
    Keutamaan Ibu bagi seorang anak sudah sangat jelas, karena disebutkan sebanyak 3 kali. Dan keutamaan seorang Bapak? Pun, sudah sangat jelas. Disebutkan setelah Ibu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, ini juga setuju. ibu ibu ibu, baru bapak. :))

      Hapus
  6. Erdi, tosss dulu dong.

    Kita harus jadi anak kebanggaan ibu dan bapak ya.

    BalasHapus
  7. Aku hanya takut karena, ketika aku belum mampu membuat mereka bahagia, urusanku dengan Bumi sudah selesai.
    .........
    Pun takut ketika aku belum mampu membuat mereka bahagia, urusan mereka dengan Bumi sudah selesai :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah. itu dia kenapa kita takut kematian :))

      Hapus
  8. Langsung peluk Mama Papaaaa :'D

    BalasHapus
  9. suratnya nyentuh banget,kata-katanya syahdu.memang sepantasnya kita sebagai anak harus menghormati kedua orang tua kita,dan semoga kita bisa membahagiakan ke dua orangtua kita sebelum ajal menjemput ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih, defa,
      sebaiknya begitu, bahagiakan mereka selagi ada, jangan samapi penyesalan datang ketika mereka tiada :))

      Hapus
  10. ''Jika kau pernah bilang juga, tak ada lelaki yang mencintai setulus hati, lalu ayahmu bagaimana''
    keren deh pas dikalimat ini.

    bener banget :D

    BalasHapus