BREAKING NEWS
Loading...

Tempo Dulu | 2. Pelarian


Penjara yang memenjarakan Agoes dan tahanan lain berada di perbukitan sekitar Jawa Timur, penjagaan dalam penjara pun cukup ketat.
“Aku punya rencana! Malam Jum’at setelah tengah malam, aku ingin kabur dari sini, apa kalian mau ikut bersamaku?”
“Bagaimana caranya Goes?” Tanya Roeslan penasaran.
“Aku sudah menyiapkan beberapa alat yang aku dapatkan ketika kita sedang kerja, aku menyembunyikan satu demi satu peralatan yang kurasa penting untuk dapat membobol tembok penjara ini” Agoes menjelaskan kepada Roeslan.
“Apa ini akan berhasil?”
“Insaallah, ini akan berhasil, namun butuh waktu lama untuk membobol tembok yang tebal dengan penjagaan yang ketat ini, jangan lupa, beritahu rekan lain yang ingin ikut kabur, nanti akan aku bagikan peralatan untuk mereka ketika kerja nanti, dan jika kita semua dapat lolos, aku ingin kita berkumpul di desa Arta Buana untuk melancarkan serangan terhadap Tentara Belanda”
“Baiklah”
Esoknya, Roeslan mendapat kabar burung, bahwa adik perempuannya telah diperkosa oleh Tentara Belanda sampai meninggal dunia. Moerdiono pun tak luput dari kabar buruk, ia mendapat kabar bahwa ayahnya tewas di tembak, setelah mencoba kabur ke perbukitan. Roeslan dan Moerdiono pun murka, dan mengancam akan membunuh semua berlanda yang ia temui kelak jika sudah bebas dari penjara.

Moerdiono, pemuda yang lebih muda 2 tahun dari Agoes. Saat ini usia Agoes menginjak 23 tahun, Moerdiono 21 tahun, dan Roeslan 23 tahun, sumuran dengan Agoes. Moerdiono ditangkap, karena kedapatan hendak merampas senapan dari tentara belanda yang sedang tertidur ketika mengawasi para pekerja. Moerdiono pun dikejutkan oleh teriakan pekerja lain yang melaporkan kejadian itu kepada Tentara lain yang sedang mengawasi dan tak jauh dari mereka. Moerdiono, ditinju berkali-kali, dengan ujung senapan pula ia dipukul, sehingga kepalanya mengeluarkan banyak darah, beruntung tuhan memberikan keajaiban, Moerdiono dapat bertahan walaupun luka di kepalanya yang cukup parah. Moerdiono pun di gelandang oleh tentara belanda untuk di penjarakan.

Roeslan menjalankan tugasnya untuk memberitahu para tahanan yang lain yang ingin kabur dan melwana para Tentara Belanda itu, dia memberitahu kepada tentara lain ketika sedang bekerja, diantara kerjaannya itu ia pun segera melancarkan tugasnya untuk memberitahukan niat untuk kabur.
Keesokan harinya, setelah selesai bekerja dan kembali ke sel masing-masing. Agoes memberikan peralatan yang ia kumpulkan kepada satu orang tahanan lain, itu di lakukannya setiap hari. Setiap harinya ia memberi satu alat kepada tahanan lain, itu dilakukan, agar penjaga tahanan tidak curiga akan apa yang ia lakukan.

Karena demikian, membagikan peralatannya kepada tahanan lain pun membutuhkan satu tahun lebih lamanya (1920) agar tidak di ketahui oleh Tentara Belanda. Sesuai dengan arahan Agoes kala memberi petunjuk, para tahanan lain pun memahat tembok penjara sedikit demi sedikit membentuk bulat agar tidak diketahui penjaga jika di periksa, itu dilakukan di tengah malam, setiap harinya, ketika para penjaga penjara sudah terlelap.

Melubangi tembok penjara itu dibutuhkan waktu bertahun-tahun, karena mereka sangat berhati-hati, dan melubangi tembok sedikit demi sedikit, agar kegiatan yang sedang mereka lakukan tidak diketahui para penjaga yang sedang berjaga. Lubang hasil pahatan mereka, ditutupi oleh kain yang diberikan oleh penjaga untuk alas tidur para tahanan.

5 tahun kemudian, 1925 pagi. Tentara se isi penjara dikejutkan karena tidak adanya satu orang tahanan pun didalam sel. Setelah diselidiki, ternyata ada lubang dan alat pahat yang tergeletak di lantai.
“Pantas saja alat-alat penjara sering hilang” Ucap seorang Tentara yang menggeledah kamar para tahanan.
Ini membuat para Tentara Belanda makin murka, dan gencar mencari semua para tahanan untuk ditangkap kembali dan dihukum mati dengan di gantung jika tertangkap.
“Cari semua para tahanan, bawa kemari, dan hukum mati untuk mereka semua!” Ucap William Van Desch, kepala penjara, dengan nada yang marah besar.
Tentara Belanda pun bergeggas menyusuri seisi penjara untuk menemukan petunjuk kemana mereka kabur, dan dipastikan mereka kabur menuruni bukit dan bersembunyi di hutan lebat yang ada dikaki bukit.

Semua Tentara Belanda bergeas menuruni bukit dan menuju hutan untuk mencari para tahanan yang kabur. Sesampainya di hutan, seluruh tentara tak menemukan seorang tahanan pun yang berada di hutan. Sekembalinya para Tentara Belanda ke penjara dan melaporkannya kepada William, sontak William marah besar, dan mengerahkan semua tentara belanda yang ada di penjara untuk mencari mereka semua yang kabur untuk…











8 komentar: Leave Your Comments

  1. Wihhh bikin cerbung nih kayaknya . . ntar deh gue baca mulai yang part 1 . .

    BalasHapus
  2. Pinter juga bikin lobangnya mpe isi tawanan abis

    BalasHapus
  3. kenapa kalau tempo dulu selalu saja di tulisnya DOELOE...kanapa coba?

    BalasHapus
  4. wah mereka bisa lolos dari penjara *nyimak

    BalasHapus