Wanita Dengan Rindunya

Seorang dengan perasaannya, ia kalut, ketika mengingat tentang sesuatu yang tak mungkin lagi dimilikinya. Dia sadar apa yang telah diperbuatnya sehingga dia kehilangan orang terkasih yang selalu member warna di hidupnya.

Ketika malam hari dia merasa rindu, dia sering mengeluarkan air mata yang terus menerus hingga ia benar-benar lelah lagi untuk menangis. Saat handphonenya berdering, dia berharap itu dari seorang yang ia rindu untuk sekedar mengucap "selamat malam" seperti dulu.

Saat pagi datang, dia selalu berharap ada pesan "selamat pagi" dari seorang itu yang membangunkannya. Saat sedang bersujud, dia selalu rindu akan seorang yang selalu jadi pemimpinnya.

Dikala kegiatannya sebagai seorang pelajar, dia selalu berharap ada senyum yang menyapanya ketika bertemu, dan berbincang di sebuah kantin ketika break mata kuliah. Tapi dia sadar, sekarang tidak sama seperti dulu.

Mungkin dia juga merindukan sebuah mawar beserta durinya yang masih segar. Tapi nyatanya, bunga di pojokan kamar itu, telah layu dimakan waktu yang sedikit demi sedikit memudar keindahahnnya. Dan butiran permen lama yang memuat rangkaian kata sudah lagi tidak seenak permen yang baru. Kotak dengan hiasan pita di atasnya juga demikian, berdebu, tidak lagi seperti baru.

Seketika dia rindu, dan kembali mengeluarkan air mata.

Tapi nyatanya, waktu dan keadaan yang menjadi penghancur semuanya.

Sekarang, bersama waktu, dia hilang.