Bukan
aku ingin melupakan sebuah indah yang pernah tertera dalam semua dinding hati
yang ada, cinta tak begitu mengagumkan. Mataku tertutup rapat, berharap mimpi
yang aku inginkan menjadi nyata. Berakali aku tersandung dalam kenyataan yang
berkali membuat goresan panjang dalam hati ketika terbangun dari mimpi.
“Apa yang membuatmu begitu lirih, hingga menularkan perih, bukankah kita bisa saling mengobati, daripada saling meracuni” seakan rasaku terwakilkan oleh sebuah kata dari sang pujangga yang pernah mengalami hal yang sama. Selirih itukah sehingga kau tularkan perih ?
Kembali
aku menyakinkan, bahwa akulah seorang yang benar-benar ingin membuatmu bahagia
tiap detiknya. Seakan tak peduli, kau terus berlari menjauh dari ruang dalam
hati yang ku tata menjadi indah untukmu merasa nyaman berada di dalamnya. Aku
terpapah, perih saat ingin melangkah. Kau tetap menjauh, mengejar ingin yang
kau harap menjadi indah dalam hidupmu. Lalu, apa ruang yang ku tata untukmu tak
terlalu indah untuk kau tempati ?
Kau
tak peduli, aku mengurung diri. Merebah lelah di pelataran surga yang
sebenarnya ku ciptakan untuk kita berdua ketika lelah menghadapi nyata untuk
hari yang kita lalui. Sendirian, dengan harap yang terbang menjauh dari
kenyataan yang keberadaannya enggan aku inginkan. Apa aku membuat kekeliruan
sehingga kau ingin beranjak dari dekap hangat yang ku ciptakan ?
Sekarang,
diantara kita terhampar jarak yang takan terhitung walau kita sedang
berhadapan. Aku, lebih enggan menatap indah yang dulu ku anggap, karena
sekarang menjadi sakit yang teramat sangat ketika sepasang mata melihatnya dari
jarak yang cukup dekat, tapi, lagi-lagi aku nikmati sakit yang ada. Sebagian
orang berkata “Melangkahlah, banyak indah yang tuhan sediakan untukmu jika kau
merelakan indah yang dulu kau anggap demikian” Tapi, melangkah tak semudah itu.
Aku
masih menikmati ini, sebuah perih yang terasa lebih sakit dari apapun yang ada, mungkin.
Di hari itu, aku rela menjadi sayap untuk ku ajak kau terbang dari keterpurukan
yang kau rasa. Sekarang, biarkan aku menikmati keterpurukan yang kau sisakan
untukku, karena sayapku tak banyak membantu agar aku terbang meninggalkan sakit
yang kau berikan.
Kaya judulnya gak cocok deh. Isinya lebih mengarah ke "catatan dari seseorang yang terpuruk".
BalasHapusTapi catatan itu ada dibulan desember. Hehe
Hapusngeles aja lu er
HapusEr... bisa nggak deket2 puasa gini jangan bikin baper... :'(
BalasHapuslagian...desember masih jauh... xD
Iya, gabakal haw, paling nanti gue bikin laper yang baca. Hahaha
HapusSekarang mah bulan kebulan berasa cepet loh haw =D
Antologi bikin gih...mayan kan kloo dikumpulin tu puisi2nya terus jd buku deh
BalasHapusAku belum PD mbak, sama tulisanku. Jadi masih ragu nih buat nerbitin buku tentang puisi gitu.
HapusSebagaimana ia hanya tahu, bahwa puisi ciptaanmu yang paling manis itu, yang kelak ingin selalu dibacanya dalam-dalam. Dikabarkannya kepada angin, sebab berderai sudah air matanya karena lelah berupaya.
BalasHapusIalah ratu yang bertahta di hatimu.
Maka, apabila melangkah memang tak semudah itu, kiranya kan berhembus angin kebaikan, yang kelak membuat sayap-sayapmu terbang melalui garis edarnya. Sebab perih, tak selamanya harus kau nikmati sendiri.
Bang Erdi tulisannya syahdu bangettttt~~~
Namun ratu itu engga kembali mengisi tahta yang ku sediakan. Namun ia kembali menuju tahtanya yang lama, yang ia rasa lebih nyaman mungkin, berada dipelukan itu.
HapusAh dara, komentarmu juga kereen \m/
Gue masih meraba raba . . apa hubungan judul postingan lo sama isinya er . ,
BalasHapusmaafkan aku yang buta sastra ini yess . .??
Hahaha =D
HapusJadi, itu tentang apa yang ada di bulan desember, tapi sama sekali gak gue ceritain tentang bulannya itu, ka.
Judulnya bulan Desember, tpi isinya curhatan hati yang lgi Galau :D
BalasHapusGue mah gitu orangnya. Hahaha
HapusGalau nya terjadi pas bulan Desember tahun lalu ya mas? karena itu judulnya Desember.
BalasHapusheheee
nebak -_-
Wah, lan. Tebakannya tepat. =D
Hapusyeeeee
Hapusaku udah cocok belum jadi peramal? :D
Kamu lebih cocok jika segera dilamar kekasihmu, lan. Haha
HapusHmm, itu curahan hati ya mba, galau memang selalu di rasakan oleh semua orang .. hehe
BalasHapus((MBAAA)) -___-
Hapus*Kemudian galau
BalasHapusBaguuus~ :v
HapusIni sudah bulan Mei, apakah kau masih merebah lelah di pelataran surga dan menikmati perih yang ia sisakan, Di?
BalasHapusIni cuma segelintir rasa yang tiba-tiba datang lagi. Tapi aku nya mah udah bisa~ :D
HapusDesember kelabu, menjadi inspirasi catatan yang tertuang saat ini.
BalasHapusSalam!
yes!!
Hapussalam :))
Bulan Mei tapi judulnya Desember. Nggak nyambung, Er!
BalasHapusApalagi pas gue baca puisinya. Duh. Ngena banget. Kurang cocok judulnya, ah. :(
ga sengaja inget desember, yog, mangkanya ngasih judul itu. ngahahaha :v
HapusDesember yang penuh kenangan :))
BalasHapusbegitulah, desember :)
Hapus